Mengungkap Ribuan Orang Hilang di Konflik Timor Leste
Oleh: Rendra Saputra, Mohammad Zumrotul Abidin (Surabaya)
Gabungan aktivis kemanusiaan kembali mempertanyakan progress dua negara yakni Indonesia dan Timor Leste dalam penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu yang mengakibatkan penghilangan paksa ribuan orang di Timor Leste.
Mengambil tema, Menemukan Indonesia: Melawan Lupa tentang Timor Leste 1974-1999, para aktivis menuntut pemerintahan Jokowi-JK untuk mencari dan mengembalikan korban perang itu ke keluarganya.
“Menemukan kembali anak-anak yang hilang mulai tahun 1975-1999. Kami bekerjasama dengan Kontras, Ajar, Elsam dan LSM yang konsentrasi dalam masalah ini. Kami membentuk tim untuk mengembalikan mereka ke tengah keluarganya,” ujar tim kemanusiaan dari LSM Chega, Victor Dacosta Pinto, di kantor Kontras Surabaya, Jumat 27 Maret 2015.
Victor menyebutkan, selain Komnas HAM yang ikut bergabung, juga LSM yang konsen dalam masalah ini seperti Komisi Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras) dan Ikatan Keluarga Orang Hilang (Ikohi), Chega dan Asia Justice and Rights (Ajar).
Dia menjelaskan, saat ini tim terus bekerja mengidentifikasi para korban perang yang hilang dan tersebar di tujuh wilayah di Indonesia. Kategori identifikasi adalah khusus anak-anak di bawah umur yang hilang saat itu.
“Anak-anak di bawah usia 18 tahun di tahun 1975-1999. Kepergian mereka dari Timor Leste, beragam polanya. Ada yang dibawa oleh individu atau tenaga bantuan operasi militer (pembawa barang TNI). Ada juga dari kemenangan yang kemudian diserahkan ke yayasan atau pesantren di Indonesia,” kata dia.
Menurut Victor yang merupakan juga bagian dari korban, keluarga yang di Timor Leste sampai saat ini masih mencari. “Tim bersama Komnas HAM akan mendata kembali anak-anak. Mendata ulang untuk menemukan kembali,” katanya.
Salinan ini telah tayang di https://nasional.news.viva.co.id/news/read/607028-mengungkap-ribuan-orang-hilang-di-konflik-timor-leste