Jasad Terurai Janji
Bising kendaaran yang makin hari
Makin padat merayap hingga daerah paling tepi
Mengalahkan gaung perjuangan keluarga
Yang kehilangan seorang dari bagiannya
Dosa masa lalu tak urung dibersihkan
Janji hanyalah janji tiap lima tahun sekali
Ketika naik jadi pemimpin negeri
Janji pun ikut dibersihkan
Bersamaan dengan bersihnya properti sisa kampanye
Pemimpin negeri mendadak mengidap agramatisme
Sanak keluarga yang jadi objek penghilangan paksa
Menjadi partikel abu hak asasi manusia
Diabaikan oleh kepentingan oligarki,
Kapitalisme serta eksploitasi
Yang mati jasadnya telah habis diurai bakteri
Namun, pelaku atas jasad yang terurai
Masihlah misteri
Sikap abai,
Tak menghentikan mereka menuntut keadilan
Bagi parasit penghuni negeri ini
Hanya ada satu kata ‘LAWAN!!!’
Herli The Strange
Puisi ini menceritakan perihal korban penghilangan paksa yang jelas merupakan pelanggaran HAM yang tidak ditindaklanjuti oleh Negara hingga saat ini. Setiap kali pemilihan Presiden digelar pasti terlontarkan janji untuk mengusut tuntas setiap bentuk pelanggaran HAM di masa lalu. Namun, janji kampanye hanyalah janji. Tak ada realisasi. Meski begitu keluarga korban penyintas pelanggaran HAM tetap menuntut hak atas anggota keluarga mereka.